Menyetarakan ijazah luar negeri aman dan mudah

Menyetarakan Ijazah Luar Negeri Aman dan Mudah

Menyetarakan Ijazah Luar

Menyetarakan Ijazah Luar – Sebelum lanjut membahas penyetaraan, mungkin ada yang penasaran kenapa saya baru memulai proses penyetaraan sekarang, sedangkan saya sudah lulus sejak 2019? Hehe. Ini karena sistem penerbitan ijazah di Eropa (setidaknya di dua negara tempat saya studi) yang agak ribet sih.

Saya sudah menyelesaikan seluruh rangkaian belajar pada Agustus 2019. Tapi, saya ga ujug-ujug dapat ijazah dan kita ga ada wisuda. Jadi setelah sidang tesis selesai, kami merayakan secara internal aja di kampus. Ijazah baru mulai di proses ketika kami sudah menyelesaikan syarat kelulusan terakhir, yaitu magang wajib selama minimal tiga bulan. TU Darmstadt (kampus studi tahun pertama di Jerman) baru mengirimkan ijazah pada bulan Mei 2020. Itupun mereka ga mau kirimin ke luar Uni Eropa. Jadi saya minta admin kampus untuk kirim ijazah ke temen saya di Barcelona. Terus, ijazahnya di bawa sama temen pas sekalian dia pulang ke Jakarta. Pokoknya ijazah TU Darmstadt baru saya terima di bulan Agustus 2020.

Lain lagi ceritanya tentang ijazah dari UIC Barcelona (kampus studi tahun kedua). Di Spanyol ada kebijakan bahwa setiap ijazah pendidikan tinggi harus di terbitkan oleh Kerajaan Spanyol, bukan kampus, dan jika ingin di kirim ke luar Spanyol hanya boleh di kirim ke Kedubes Spanyol terdekat. Ijazahnya bisa siap kirim itu memakan waktu kurang lebih satu tahun. Maknyus banget, kan? Mana lagi pandemi. Saya sih udah pasrah aja kalau ijazah Spanyol bakal molor nyampenya. Akhirnya di pertengahan September 2020 ijazah saya di kirim dan di terima Kedubes Spanyol di Jakarta dengan selamat sentosa tanggal 5 November 2020. Ngambil ijazahnya pun ga boleh di wakilkan karena ijazahnya harus saya tandatangani di depan pejabat Kedubes. Luar biasa memang Spanyol ini, hahaha.

Menyetarakan ijazah luar
Home » Menyetarakan Ijazah Luar Negeri Aman dan Mudah

Jasa Menyetarakan Ijazah Luar

Begitulah ceritanya kenapa proses penyetaraan ijazah saya molor sampe setahun lebih. Ketika memulai proses ini saya sebenernya bingung juga karena prodi saya ini cukup unik. Jadi, prodi saya itu merupakan programnya Erasmus+ dari Uni Eropa di mana saya belajar di dua perguruan tinggi (PT) di Eropa selama masing-masing satu tahun. Masing-masing PT memberikan ijazah, plus saya dapat juga Diploma Supplement, yaitu Surat Keterangan Pendamping Ijazah yang berisikan detail program, nama kedua PT, hingga sistem penilaian di kedua negara. Nah, Kemendikbud melalui situsnya hanya mencantumkan persyaratan untuk menyetarakan ijazah gelar tunggal (program reguler) dan gelar ganda dari kombinasi PT dalam dan luar negeri. Tapi tidak ada yang menjelaskan bagaimana menyetarakan ijazah gelar ganda dari PT yang keduanya di luar negeri.

Seterusnya tinggal isi formulir dan ikuti aja instruksinya step by step. Dokumen-dokumen yang harus di unggah dalam proses ini cukup banyak dan agak tricky. Jadi harus hati-hati dan baca dengan teliti FAQ di situs penyetaraan ijazah Kemendikbud. Contoh dokumen yang paling sering bikin pengajuan di tolak adalah scan paspor. Paspor yang kita pakai saat studi harus di-scan satu buku penuh setiap halaman (termasuk halaman kosong). Weird? Yes. Tapi begitulah permintaan Kemendikbud. Tapi tenang aja. Dokumen-dokumen yang salah unggah masih bisa di ganti selama kita belum mengirimkannya ke Kemendikbud alias masih draf. Asal rajin-rajin pencet tombol “simpan” aja ya.

Jasa menyetarakan ijazah luar

proses penyetaraan ijazah saya sempat ditunda dua kali karena ada beberapa dokumen yang belum jelas/lengkap, yaitu:

  1. Ijazah. Ijazah yang saya unggah itu dalam Bahasa Inggris. Kemendikbud minta ijazah dalam Bahasa Jerman. Ya kagak ada lah, kan program internasional meskipun PT pengampunya adalah universitas Jerman.
  2. Tesis. Di tahun pertama, saya ga menulis tesis karena program memang tidak mensyaratkan demikian. Tesis ditulis dan dipresentasikan di tahun kedua di UIC Barcelona. Nah, saya unggah dokumen proposal riset saja yang memang saya tulis di tahun pertama, eh di tolak. Jadinya, setelah saya telepon Kemendikbud, mereka menyarankan saya untuk melampirkan surat keterangan yang menyatakan bahwa ijazah hanya dalam Bahasa Inggris dan tahun pertama tidak mensyaratkan penulisan tesis. Saya langsung hubungi manajer program di TU Darmstadt dan hampir berantem (haha) karena sebetulnya seluruh informasi yang di minta Kemendikbud sudah ada di Diploma SupplementDiploma Supplement juga sudah saya unggah di sistem, tapi Kemendikbud keukeuh minta surat keterangan. Akhirnya setelah melas-melas sama kampus, di bikinin juga itu surat.
  3. Ijazah dan transkrip dari UIC Barcelona. Mungkin petugas penyetaraannya baru ngeh kalau program ini dual degree luar negeri, padahal udah saya jelasin lewat telepon dan mereka bilang nyetarainnya satu-satu. Tapi tetep aja ya nyuruh ngunggah dokumen UIC Barcelona juga, hmmm. Yasudah, saya ikutin aja biar ga berantem. Oh iya, ijazah dan transkrip ini juga harus dalam Bahasa Inggris. Berhubung ijazah dari UIC Barcelona ini dalam Bahasa Spanyol dan Catalan, jadi saya terjemahkan pakai penerjemah tersumpah.

Oleh karena itu, CV Amanah Rukun Barokah hadir untuk membantu mempercepat proses Penyetaraan ijazah dokumen Anda dengan baik dan Profesional.

SC : https://adinwardhani.wordpress.com/2020/12/04/menyetarakan-ijazah-luar-negeri-bag-2/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *